Jakarta, AM – Kepala Badan Pengawas Keuangan Pemerintah (BPKP) RI, M Yusuf Ateh dalam laporannya pada Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah 2022, Selasa (14/6/2022) mengatakan, pengendalian dan pemantauan oleh manajemen, BPKP melihat masih belum optimal dalam memastikan kecepatan dan efektifitas belanja produk lokal oleh BUMN.
Identifikasi permasalahan dalam pengawasan pada tahap pelaksanaan, kata Yusuf, masih terdapat produk impor yang dibeli pemerintah walaupun telah terdapat produk lokal pengganti.
Dikatakan, berdasarkan pengawasan BPKP setidaknya terdapat 842 produk impor yang dibeli melalui E-Katalog yang sudah ada produk lokalnya.
Menurutnya, keengganan untuk menyerap Produk Dalam Negeri (PDN) tersebut salah satunya dipicu karena harga produk lokal yang relatif lebih tinggi dibandingkan produk impor.
“Dari sampel pengujian kami atas 853 produk impor yang dibeli sebanyak 560 produk atau sekitar 66 persen harganya lebih murah dibanding produk lokal,” ujar Yusuf.
Lebih jauh dikatakannya, untuk belanja impor yang dikarenakan tiadanya produk lokal pengganti, perlu segera didorong pengembangan produk industri lokal terkait.
Hal ini diungkapkannya, perlu penguatan tata kelola, pengendalian intern dan pengawasan intern yang efektif.
BPKP telah merancang disain pengawasan kolaboratif sebagai bentuk pengelolaan bersama seluruh aktif dan pengawas internal BUMN yang bertujuan untuk memastikan efektifitas, serta akuntabilitas kebijakan terhadap pelaksanaan aksi yang afirmasi PDN dalan belanja pemerintah.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu meminta masyarakat untuk mendukung produk lokal sehingga karya anak bangsa dapat dinikmati semua kalangan dalam dan luar negeri.
Selain itu, dengan mengutamakan produk lokal akan memberikan efek besar yang dapat membuka lapangan kerja.
“Seperti pesan Presiden yang meminta kita mengutamakan produk dalam negeri. Sebab, produk dalam negeri yang semakin maju, akan membuka jutaan lapangan kerja baru,” ujar Erick Thohir.
Hal tersebut bisa diwujudkan melalui Sarinah yang fokus pada penjualan produk lokal akan mendorong optimalisasi afirmasi Bangga Buatan Indonesia, seperti yang diamanatkan oleh Jokowi.
Laporan : C Khouw
Discussion about this post