AMBON, arikamedia – The Mayor of Vlissingen drs.A.R.B van den Tillar dan The Vice Mayor of Vlissingen City A.A. Vader,MSc sangat terkesan dan kagum ketika berkunjung ke sekolah Paud Rantai Kasih yang terletak di desa Rumah Tiga, kecamatan Sirimau kota Ambon, Kamis (16/2/2023).
Walikota Vlissingen van den Tillar kepada arikamedia mengatakan, mereka sangat senang karena siswa di Sekolah Rantai Kasih belajar tentang sampah, mereka diajarkan dan mereka mampu menggabungkan project dengan sampah-sampah karena memang hal itu yang paling penting dan sesuai dengan tujuan mereka datang ke Ambon.
Dikatakan, anak-anak sejak usia dini telah belajar bagaimana mengelola sampah menjadi sesuatu project yang baik. “Kami sangat senang melihatnya,” ujarnya kagum.
Wa
Sedangkan menurut Wakil Walikota Vlissingen Vader, mereka mengunjungi Universitas Pattimura (Unpatti) dan menyampaikan kepada seluruh mahasiswa agar bagaimana mereka menata kehidupan dengan makan makanan yang sehat dan bagaimana mereka bisa menangani sampah serta meminimalisir sampah. “Maka ketika kami berkunjung ke Sekolah Rantai Paud ini kami melihat bagaimana anak-anak di sekolah ini dari usia dini telah diajarkan makan makanan sehat, dan mengolah sampah, sekolah ini sangat luarbiasa,” katanya mengapresiasi.
Tentang kondisi fisik sekolah, Walikota Vlissingen mengatakan, kondisi fisik sekolah tempat dimana siswa belajar, situasinya sangat aman, dan nyaman apalagi ada kamar-kamar yang disiapkan oleh guru-guru yang datang dari pulau-pulau, mereka bisa belajar disini dan bisa tinggal.
Menyinggung tentang kerjasama ke depan dengan Sekolah Rantai Kasih van den Tillar hal itu sangat mungkin soal kerjasama ke depan pasti. “Setelah kembali kami akan membicarakan hal ini kemudian ke depan mungkin ada kerjasama. Apalagi setelah kami Ketika melihat guru belajar disini, mungkin guru dari Vlissingen bisa datang ke sini,” ungkapnya.

Mereka juga senang dalam kunjungan ke kota Ambon, dalam beberapa hari ini, ada banyak hal baru yang mereka temukan, dari situ mereka juga belajar.
Sementara itu dari pihak Yayasan Elphidos Maluku Dessy mengatakan, pihaknya berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak ini. Terimakasih untuk segala apresiasinya karena mereka memuji keberadaan sekolah ini luarbiasa. Dessy menyatakan, ini semua kerja kita bersama, bukan saja pimpinan sekolah ibu Alda tapi peran guru, dan orang tua juga.
Responnya sangat baik terutama Walikota, ini sekolah yang memang anak-anak sejak kecil sudah dikenalkan dengan lingkungan yang ramah, dan juga senang sekali mereka bisa tahu sekolah ada anak kecil tapi sudah ada Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Harus belajar Bahasa Inggris itu bisa membuka kesempatan-kesempatan baru, perlunya belajar Bahasa lain itu penting.
Selain kekaguman mereka akan anak-anak yang diajarkan bagaimana bisa mengolah sampah menjadi sesuatu yang berarti. Kami berharap siapa tahu ke depan ada pertukaran guru sekolah PAUD dengan Vlissingen.
Pengelola PAUD Rantai Kasih Pendeta Ronalda J Mual-N,S.Si, M.Si mengatakan, PAUD Rantai Kasih hadir di tengah masyarakat Ambon dengan Jasa Kasih. Dengan Tenaga Pendidik sekitar 4 orang di sekolah serta 15 volunteer di luar sekolah yang rela berbagi ilmu kepada anak-anak.

Hanya karena tekad berbagi kasih di bidang pendidikan, terpanggil untuk melayani anak-anak, dan berangkat dari keprihatinan pasca konflik, maka sekolah ini berdiri 11 tahun lalu. Rumah Pribadi orang tua Pendeta Ronalda yang kemudian dihibakan kepada dirinya.
Dari dirinya kemudian dihibakan lagi ke Yayasan Elphidos Maluku. Hal inipun membuat Walikota Vlissingen dan rombongan terkagum-kagum karena bagi mereka luarbiasa mau memberikan rumah pribadi untuk dijadikan sekolah.
Visi Sekolah PAUD Rantai Kasih adalah terciptanya pelajar Pancasila yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bernalar kritis, kreatif dan berbinekaan global.
Beberapa misi antara lain, menanamkan sikap beriman lewat pembelajaran yang diberikan di sekolah. Membiasakan diri berakhlak mulia dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menumbuhkan rasa kebhinekaan global antar warga sekolah.
Ronalda menyempatkan diri menjelaskan hasil karya anak-anak PAUD Rantai Kasih dari mengelola sampah. Hampir semua bahan baku digunakan ada yang bersifat alang-alang tapi ada juga yang modern. Beberapa produk hasil karya anak-anak ini adalah hasil pembelajaran sampah organik tahun 2022, yang sudah diekspo dan dihadiri Dinas Pendidikan Kota dan para pengajar digelar di Student Center Unpatti.
Ada juga hasil produk anak yang dibuat berdasarkan tema. “Media pembelajaran sekarang sudah banyak berbasis sampah. Sampah kalau diolah dia bisa bermanfaat menjadi media pembelajaran. Kurikulum itu harus memperkenalkan potensi lokal apa yang menjadi ciri khas. Anak belajar lokal tapi anak juga belajar literasi numerasi,” ujar Alda panggilan akrab Hamba Tuhan ini. (Red)
Discussion about this post