AMBON, arikamedia – Aktivis, budayawan, musisi peduli lingkungan, Niko Tulalessy menanamkan kepada anak-anak pemain Ukulele di bawah asuhannya tentang pentingnya memelihara lingkungan yang bersih.
Tidak hanya soal kebersihan tetapi juga terus berkampanye tentang menjaga bumi agar tetap lestar, memelihara bumi artinya memelihara kehidupan.
Dalam Diskusi Festival Maluku yang digagas Yayasan Madani Berkelanjutan bekerjasama dengan Green Moluccas dengan judul “Arika Kalesang Bumi,” Niko mengatakan, berawal dari melihat kondisi anak-anak yang keseringan main gadget terpanggil untuk bagaimana mengisi waktu anak-anak ini dengan musik yaitu Jukulele sekaligus mengajak anak-anak untuk peduli lingkungan.

Diungkapkan, dimulai dari sini, dengan 5000 anak-anak, sudah mencakup seluruh Maluku kecuali Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang belum, 5000 anak ini saja sudah berada di tangan kami, akan sangat mudah bagi kami untuk menghembuskan isu tentang lingkungan kepada mereka.
Niko bercerita, pernah dalam satu event yang melibatkan sekitar 1000 lebih anak, kita melarang anak-anak membawa minuman di botol mineral. Tapi wajib bawa thumber.
“Jika menggunakan botol plastik, lalu 1500 botol sudah berapa banyak sampah plastik yang ada. Karena itu setiap memulai performance disitu tidak boleh ada sampah plastik disitu. Memang belum sukses langsung karena kebanyakan mama-mama yang masih bawa minuman di botol plastik,” ujar Niko Senin (20/2/2023).
Sejak Amboina Ukulele Kids Community berdiri di Ambon lahirlah komunitas lingkungan Kids Lebe Bae Comunity. Anak-anak ini dilatih bagaimana membersihkan lingkungan di daerah pemukiman dan juga menanam pohon.
Untuk memberanikan diri anak-anak ini tampil di publik Niko menjelaskan, dimulai dengan menampilkan mereka di Gereja. Namun sayangnya itu juga dikritik oleh Majelis.
Seiring waktu berjalan, dia mengibaratkan kereta api yang banyak gerbong disitu, itu salah satu pembentukan karakter bagi anak-anak, termasuk kejujuran. Jadi harmonisasi anak-anak ketika berkumpul ada saja tingkah laku yang membuat saling menyalahkan, saling menuding, “bataria disini, bunyi disana” disitu kita tanamkan nilai kejujuran.
Orang mungkin tidak mengerti tapi kami menurut Niko sedang mempersiapkan landasan dan pondasi yang kuat bagi anak-anak tentang good government mereka masuk ke pemerintahan itu pasti kegiatan yang diambil program lingkungan, peduli terhadap sesama, kejujuran.
Tidak semua musisi, budayawan, aktivis yang punya kepedulian seperti Niko Tulalessy. Ironinya harus melewati berbagai trouble baru para pemangku kebijakan membuka mata mereka tentang pentingnya merawat bumi.

Padahal kepedulian dan perhatian justru harus lahir dari pribadi masing-masing orang. Karena itu berbagai elemen masyarakat harus melahirkan sesuatu yang berarti bagi kepentingan daerah. Hati nurani menjadi bagian terpenting dalam membangun bersama lingkungan yang bersih, iklim yang bersahabat, dan bumi yang lestari.
Dari kegiatan inipun lahirlah sebuah karya dari sang musisi Niko Tulalessy dengan judul “Arika Kalesang Bumi” (Red)
Discussion about this post