JAKARTA, arikamedia – Tahun 2021 totality tidak ada kapal cruise yang masuk. Tahun 2022 ada 10 – 15 kunjungan, inipun masih ada tantangan. Ada estimasi dari Pelindo terkait dengan kedatangan kapal cruise pada tahun 2023, sudah ada 150 call estimasi ada 130.000 wisatawan mancanegara yang akan menyinggahi Pelabuhan Benoa 50 call, Gilimas 19 call, Tanjung Emas 20 call, Tanjung Priok 7 call, Tanjung Perak 13 call, dan Celukan Bawang 13 call.
Kunjungan Kapal Cruise ke Indonesia jumlahnya beragam, tahun 2018 jumlahnya 496 kunjungan baginya lumayan karena dia datang dan cukup menjangkau di beberapa destinasi. Tahun 2019 lebih tinggi lagi 593 kunjungan, tahun 2020 Indonesia terkena dampak Covid19 di awal-awal saja ada kapal cruise masuk termasuk dia melayani di tahun 2020 kurang lebih 5 – 10 kunjungan.
Wakomtap Bidang Perhubungan KADIN Indonesia Hellen Sarita de Lima,SH,MEMOS mengatakan, Kapal yacht tahun 2019 ada sekitar 3500 – 4000 kapal. Tahun 2020 dari Januari – Maret kurang lebih 50 kapal, tahun 2021 tutup total, Tahun 2022 dari Januari – Desember 200 – 250 kapal. Tahun 2023 estimasi 500 – 1000 kapal yang akan datang ke Indonesia.
“Kita harapkan akan lebih karena sementara kita galakkan rencana untuk penyelenggaraan event tertutama untuk destinasi unggulan, superioritas dibicarakan dengan pemerintah pusat. Mudah-mudahan ini akan berjalan dengan baik dan kita memperoleh kesuksesan,” kata Hellen yang juga Dirut PT Sandy Delima Tour ini beberapa waktu lalu.
Ini menurutnya, data dari Pelindo yang sudah dibooking kita akan melihat perkembangan berikut. Untuk kunjungan kapal cruise ini dia masih terbatas pada destinasi –destinasi yang populer saja, contoh seperti Bali, Surabaya, Semarang, Labuan Bajo, Bintan, Jakarta, dan Sabang. Sedangkan destnasi optional seperti Makassar, Ambon, Banda, Raja Ampat, Papua, Bitung, Ternate.
Kapal yacht memang pemerintah sementara menggalakkan untuk bagaimana menyiapkan pembangunan Marina. Tetapi sebenarnya untuk kapal yacht tidak hanya Marina yang menjadi salah satu yang penting tetapi ada yang namanya titik labuh.
Indonesia ini adalah negara kepulauan tidak semua pulau-pulau kecil itu bisa dibangun Marina. Marina butuh investasi besar, kan tidak mungkin Marina hanya untuk 1 – 2 Kapal Yacht, tetapi kita melihat pengembangan bisnis ke depan.
Untuk Pulau-Pulau Kecil kita bangun Titik Labuh, bisa dibangun Jeti dan juga untuk entry ditambah muring. Bagi Pelaut dari kapal itu sendiri mereka lebih senang bergaul dengan masyarakat di perkampungan, mereka sedang untuk bisa memberikan sedikit bantuan juga ke masyarakat. Mereka suka bagaimana bersahabat dengan orang-orang di desa tersebut.
Bahkan ada yang mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak dari penduduk desa yang mereka kunjungi, selain membantu mencari bantuan beasiswa, agar anak-anak tersebut disekolahkan di luar negeri.
Ada yang juga memberikan santunan bagi anak-anak yang tidak mampu, dan membantu memberikan alat-alat kesehatan bagi RS di desa-desa “Saya ikut terlibat membantu mereka dalam melakukan pelayanan,” ujar Advokat dan Pengacara ini.
Masih ada atau belum seragam juga dalam pemahaman peraturan-peraturan tersebut. Contoh, begitu kapal itu entry atau sudah didaratkan, baik custom, Syahbandar, maupun Karantina mereka boleh pergi kemana saja tidak perlu nanti jika mereka keluar juga sama. (Red)
Discussion about this post