AMBON, arikamedia.co – PROF.DR.DWI HARIYANTI,SE,MM,AKT,CA, lahir di Blora, 4 Juli 1976. Ayahnya Drs. Yajiyanto dan Ibunda tercinta Tasmi. Ia kuliah di Universitas Widya Gama Malang bidang ilmu Akuntansi tahun 1994 – 1998.
Melanjutkan studi S2 tahun 1998-2000 bidang ilmu Manajemen Keuangan di Universitas Brawijaya Malang, Sepuluh tahun kemudian ia melanjutkan studi S3 di Akuntansi Universitas Brawijaya Malang.
Terhitung tanggal 31 Juli 2023 Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan tentang Kenaikan Jabatan Akademik/ Fungsional Dosen DR.Dwi Hariyanti, SE., MM, Akt., CA menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi sebagai Profesor Pertama di Politeknik Negeri Ambon.
Prof. Dr. Jaelani La Masidonda, SE.,MM adalah suami dari Dwi Hariyanti yang hanya sehari setelah Dwi dikukuhkan 18 Oktober 2023 sebagai Guru Besar, keesokkan harinya 19 Oktober 2023 giliran suaminya dikukuhkan sebagai Guru Besar di Universitas Darussalam. Dwi mengaku dalam tulisan pidatonya sangat berterimakasih kepada suami tercinta yang dengan tulus memotivasi dan membantu penyelesaian guru besarnya.
Dwi Hariyanti didampingi suami dan ketiga anaknya masing-masing Fitriana Dewi Jaelani, Riskyana Dewi Jaelani yang sekarang sedang melaksanakan KKN pada Fak. Kedokteran Unpatti dan bungsu Dimas Taikurahmat yang sedang duduk di kelas X SMAN 11 Ambon.
“Keberadaan putri dan putra saya memotivasi saya untuk terus dan penuh semangat menyelesaikan pengurusan Guru Besar saya,” ujarnya.
Dwi Hariyanti juga berterimakasih kepada bapak mertua La Masidonda (almarhum) dan Ibu Mertua Ima (almarhuma) atas perhatian dan motivasinya sehingga saya dapat mencapai jabatan Guru Besar saat ini. Dwi memiliki seorang kakak laki Imam Hariyanto, S.Pi dan Istri Nunung Purwanti, SE.,M.Si, serta adik Tri Retno Hariyati, SE.,MSA dan Suami Rusman Lasahia, S.Pd., M.Si atas do’a, dan motivasinya selama penyelesaian guru besar saya. Dan terima kasih kepada adik iparku satu-satunya tercinta Supiani dan suaminya Hasanuddin.
Dwi kini masih mengajar di Politeknik Negeri Ambon, pengalaman mengajar di Pasca Sarjana Universitas Pattimura, Universitas Darussalam Ambon, Institut Agama Islam Negeri dan PDD-Masohi Jurusan Ajuntansi Sektor Publik.
Pengalaman pekerjaan antara lain Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Darusallam 2003 – 2006, pernah menjadi Penjabat Pembuat Kimtimen BP Kapet Seram 2007 – 2010, Auditor Eksternal 2003 – sekarang, Kepala P3M Politeknik Negeri Ambon 2016 – 2020, Nara Sumber skala nasional dan lokal 2013 – sekarang, Reviewer penelitian Kementerian Keuangan LPDP 2019 – sekarang, Asesor LDK/BKD Politeknik Negeri Ambon dan PT Swasta di wilayah Maluku 2021 – sekarang, Assesor BAN PT Kemendikbud Ristek, Chief Editor Jurnal Accounting Aplied, Reviwer eksternal penelitian Politeknik Bandung, Manado, Malang, Padang, Reviwer Penelitian dan Pengabdian Universitas Darussalam Ambon, Reviwer Jurnal Literasi dan lainnya.
Pengalaman penelitian dan pengabdian hibah kementerian, diantaranya, tahun 2022 Peningkatan Potensi Koperasi Toma Siwa produk rempah-rempah sebagai produk unggulan Desa Morela dan Mamala Kabupaten Maluku Tengah (Kemendikbudristek) Pengadian Masyarakat, tahun 2019, mengungkap dana solusi penyebab tidak optimalnya audit internal pada perguruan tinggi di wilayah Provinsi Maluku, Kemenristek (hibah Kompetensi), tahun 2014, dominasi peran audit internal dalam proses audit, Kemenristek (Hibah Doktor). Dwi juga memiliki pengalaman menulis artikel di jurnal.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Dwi berjudul Potret dan Strategi dalam Mengoptimalkan audit mutu internal Perguruan Tinggi Swasta.
Dwi Hariyanti dalam pidato Guru Besarnya menyinggung tentang akreditasi program studi di Perguruan Tinggi Swasta Maluku, dan sumber daya, Berdasarkan data yang ada dari 85% yang terakreditasi, ternyata 53% setara dengan 61 program studi dan mendapat nlai Baik/C, 32% setara dengan 37 program studi mendapatkan nilai Baik Sekali/B . Sedangkan sisa 12 program studi dengan staus kedalurwarsa dan 5 tidak terakreditasi.
Dampak tanggung jawab manajemen yang serba terbatas dan belum optimal dapat berupa a. Manajemen Sumber Daya yang berjalan secara alami. Dampak penangung jawab manajemen yang perlu ditingkatkan terutama komitmen dan tanggungjawab dalam menjalankan penjaminan mutu, maka dapat berdampak pada Manajemen Sumber daya manusia, dan akhirnya berjalan secara alami. Bahkan tidak ada pengembangan sumber daya manusia serta tidak memanfaatkan sumberdaya secara optimal walupaun SDM telah memiliki kualifikasi yang cukup. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari salah satu informan sebagai berikut :
“ auditor banyak dan telah dilatih oleh LLDIKTI namun mau jalan gimana caranya karena tidak dapat dukungan dari pimpinan ibu”
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa tanggung jawab pimpinan dalam mengerakkan roda organisasi khususnya penjaminan mutu masih terlihat sangat rendah. Yang seharusnnya pimpinan memiliki tanggung jawab yang konkret yaitu tindakan apa yang harus dilakukan. Hal demikianlah seperti teori dari Levinas yang menjelaskan bahwa untuk menjadi pemimpinan seharusnya memiliki tanggung jawab yang konkret untuk bertindak dalam menangani masalah. Berikut ini hasil wawancara dari informan :
“ ya kita ini khan tergantung pimpinan ibu….kita mau jalan gimana kalau dari segi fasiltas, anggaran….kalau tenaga auditnya si ada…tapi harus ada dukungan …akhirnya kita begini-begini aja”
b. Proses Aktivitas yang masih serba apa adanya. Proses aktivitas audit internal pada penjaminan mutu akan berjalan dengan baik jika mendapat dukungan dari pimpinan dan didukung oleh sumberdaya yang memiliki komitmen dan mumpuni. Dalam proses aktivitas audit internal penjaminan mutu hendaknya melalui tahapan sebagai berikut :
Pada saat ini sebagian besar PT swasta di wilayah Maluku telah memiliki kelengkapan dokumen, namun dalam menerapkan sistem penjaminan mutu masih belum sempurna.
c. Efektifitas hasil yang belum maksimal. Hasil yang diperoleh belum efektif tergambar dari hasil akreditasi yang telah dijelaksna sebelumnya. Peran penjaminan mutu akan berjalan dengan efektif jika ada sinergi pimpinan perguruan tinggi, yayasan dan elemen penjaminan mutu serta civitas akademika perguruan tinggi dalam rangka mencapai tujuan yang sama yaitu efektifitas hasil. Hal ini akan terwujud efektifitas hasilnya, jika terjadi bersinergi antar satu dengan yang lainnya. Ini terbukti dari hasil wawancara dengan salah satu informan yang menjelaskan kurangnya sinergi :
“ jangankan ditanya efektivitas , hasil yang tidak efektif saja belum tentu ada, kita ini ibu seakan-akan ada secara formalitas, aktivitas tidak optimal bahkan tidak jalan….kalau kita mendapat dukungan semua pihak terkhusus pimpinan pastilah jalan….kita ini orang suka bekerja ibu”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terlihat begitu semangatnya elemen penjaminan mutu untuk menjalankan tugas dan perannya, dengan harapan mendapat dukungan semua pihak sehingga akan menghasilkan efektifitas hasil. Dalam kontek ini jika pimpinan perguruan tinggi mengunakan konsep Levinas dengan tanggung jawab yang konkret, yaitu mendukung apa yang dibutuhkan untuk mengerakkan penjaminan mutu pada perguruan tinggi masing-masing, maka persoalannya dapat terselesiakan. Tentu dalam melakukan tindakan konkret pimpinan perlu melakukan indetifikasi apa yang menjadi kebutuhan urgen dan dilakukan diskusi dengan pihak penjaminan mutu, sehingga akan ketemu persoalnnya. Langkah kongkrer demikianlah yang diharapakan oleh elemen penjaminan mutu. Berikut ini ungkapan informan yang menjelaskan :
“ ya sekali-kali pimpinan ajak ngomong kita …apa kebutuhan kita, kalau usulan kita ngak disetujui ya perlu dipanggilah….untuk membicarakan hal tersebut ..sebenarnya kita butuh tindakan konret dari pimpinan ibu”
Untuk mendapatkan hasil yang baik tentu diperlukan suatu input dan proses yang baik. Namun, dalam pelaksanan penjaminan mutu di wilayah Maluku ada kecemderunagn bahwa input yang berupa tanggung jawab manajemen dan sumberdaya yang serba formalitas dan apa adanya, mendorong proses pelaksnaan penjaminan mutu juga tidak optimal sehingga menyebabkan hasilnya tidak maksimal (apadanya) atau kinerja dari penjaminan mutu tidak bisa diukur dengan baik. Dampak yang akan diperoleh terhadap institusi tidak maksimal, yaitu akreditasi masih lebih banyak cenderung C.
Bagaimanapun Politeknik Negeri Ambon boleh berbangga hati kini telah memiliki seorang Guru Besar dan dipastikan ke depan sejumlah Doktor yang ada di Politeknik Negeri Ambon akan terus bergiat lagi untuk mencapai cita tertinggi dalam bidang ilmu pengetahuan menjadi seorang Profesor. Congratulation Perempuan Hebat.
Pewarta : Vonny Khouw
Discussion about this post