AMBON, arikamedia.co – Tujuhpuluh Tahun sudah Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), terus berusaha membangkitkan kembali panahan. Dimulai dengan keterbukaan informasi, tertib organisasi, dan berupaya menghidupkan kembali pelatih dan klub-klub. Bayangkan, untuk berlatih saja mereka gunakan bantalan dari sabut kelapa yang ditempelkan pada sebuah papan
Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Provinsi (Pengprov) Perpani Provinsi Maluku Demianus Sinay mengatakan, tidak pernah ada turnamen di Provinsi Maluku.
Di balik prestasi atlet panahan, ada banyak tangan yang berperan, di antaranya pengelolaan organisasi yang baik, atlet berbakat, keluarga yang mendukung, fasilitas dan sarana prasarana yang memadai, pelatih yang berkompeten, serta kompetisi yang rutin dilakukan. Namun, apa jadinya, apabila semua hal itu masih merupakan fatamorgana. Kondisi itu bahkan masih terjadi di kala Perpani tengah menginjak usia 70 tahun dan telah mengirim atletnya lebih dari 10 kali untuk bertanding di level tertinggi Olimpiade.
Dikatakan Sinay, tidak usah dulu berbicara soal persaingan, sudah luar biasa mereka bisa mengikuti turnamen Kejurnas Junior. Karena minim fasilitas, untuk berlatih saja mereka gunakan bantalan dari sabut kelapa yang ditempelkan pada sebuah papan
Ini fakta yang terjadi di daerah-daerah termsuk di Maluku, hingga usia 70 tahun, Perpani membawahi kurang lebih 35 Pengprov, yang memiliki masing-masing Pengurus Kabupaten (Pengkab) dan Pegurus Cabang (Pengcab). Kondisi setiap Pengprov berbeda-beda, baik yang sudah sukses dan minim tantangan, hingga ada yang harus harus merangkak dan melewati jalan terjal untuk sampai mencetak atlet panahan berprestasi.
Menurut Sekum Panahan Maluku, panahan di Maluku sedang matisuri karena pengelolaan organisasi yang tertutup, minim sekali turnamen panahan di daerah, apalagi mengharapkan adanya keberadaan klub-klub profesional.
“Karena iklim panahan matisuri, animo keluarga dan masyarakat untuk berkecimpung di panahan profesional menjadi redup,” ujarnya belum lama ini.
Klub-klub yang sempat hidup dan pelatih-pelatih yang pernah membuka training mundur satu per satu karena kondisi daerah yang belum kondusif.
Kendati demikian kata Sinay, pihaknya sedang berupaya untuk membangkitkan kembali panahan di Provinsi Maluku.
“Dimulai dengan memberikan keterbukaan informasi, mengelola organisasi panahan dengan tertib, dan berupaya menghidupkan kembali pelatih dan klub-klub,” tambahnya.
Perpani Maluku mengharapkan dukungan penuh dari Pengurus Besar (PB), terutama kalau ada kesempatan pelatihan, baik atlet, pelatih, wasit, Perpani Maluku ingin ikut serta melalui jalur yang resmi dan tertib administrasi, Perpani Maluku sangat memohon bantuan PB untuk membenahi panahan Maluku.
Walau tertatih-taih, Perpani Maluku tetap mengirim atlet junior Panahan ikut serta dalam Kejurnas Junior di Jakarta.
“Pengprov Maluku mengirimkan lima atlet yang diambil dari salah satu klub yang masih aktif di Kabupaten Aru. Kelima atlet itu akan bermain di Divisi Nasional, untuk kategori U15 dan U18,” ujar Sinay.
Atlet yang sama juga diproyeksikan untuk mengikuti ajang PraPON. Keikutsertaannya pada Kejurnas Junior sangat diperlukan untuk melatih mental dan menambah jam terbang. Karena ketiadaan turnamen panahan di Provinsi Maluku. (Red)
Discussion about this post