AMBON, arikamedia.co – Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Uni Zulfiani Lubis mengatakan, perlindungan terhadap kebebasan pers yang profesional perlu dilakukan.

Dikatakan, Pers yang menjalankan UU Pers Nomor 40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik perlu dilindungi oleh stakeholder dan masyarakat.
Menurutnya, pemerintah pusat maupun daerah bisa mendapatkan input bagaimana keresahan dan problem yang ada di masyarakat itu dari liputan pers yang profesional. Selain mensuport kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas, perlindungan terhadap pers yang profesional di Provinsi Maluku.
“Peran jurnalis itu sangat penting. Jurnalis itu harus bertanya kepada dirinya sendiri, kepada hati nuraninya, apakah memang karena saya mengambil aspek, karena 25 tahun reformasi apakah sipiritnya tetap sama. Apakah KKN semakin teratasi, saya melihatnya bahkan semakin parah. KPK maupun lewat Kejagung. Bahkan melibatkan Menteri yang justru lebih banyak berurusan dengan pers,” kata Uni via zoom pada kegiatan Workshop yang digelar FJPI Cabang Maluku. Sabtu (20/5/2023) akhir pekan lalu di Ruang Vlissingen Lantai II Kantor Pemkot Ambon.

Ini menandakan 1 dari 6 agenda reformasi belum dipenuhi. Meskipun Soeharto sudah bukan Presiden.
Itulah makanya kata Uni, fungsi kontrol sangat penting. Sekarang perlu dipertanyakan apakah jurnalis dan media itu masih relevan dibandingkan dengan media sosial.
“Banyak kasus pertama kali digolkan oleh media sosial. Apakah media masih relevan dimana setiap detik kita dikepung oleh tsunami informasi yang menurut saya ini adalah tantangan kepada kita,” tandas Uni yang juga Pemimpin Redaksi IDN Times.

Apakah kita masih bisa jadi contoh kalau medsos begitu saja bisa mengambil informasi tanpa klarifikasi, tanpa balance, maka kehadiran media di era digitalisasi menjadi lebih penting dan berat lagi.
Jurnalis dan media ditegaskan, harus lebih berperan dan harus lebih tepat memberikan verifikasi terhadap info-info yang bertebaran di medsos. Kalau jurnalisnya itu berhasil, maka itu dia masih tetap relevan. Kalau tidak jangan heran orang lebih percaya medsos ketimbang lepada medianya sendiri.
Akibatnya menurut Uni, pembaca dari media itu sendiri semakin sedikit. Karena dianggap lebih cepat mengikuti di medsos.
“Ini dianggap sebagai tantangan tapi peluang juga. Artinya kalau memang jurnalis dan media bisa bersikap profesional bisa membantu masyarakat menjadi pemandu yang bisa dipercaya oleh masyarakat maka jurnalis dan media akan mendapatkan kredibilitas,” ujarnya. (Red)
Discussion about this post