Ambon, AM – Provinsi Maluku termasuk daerah dengan tingkat inflasi cukup tinggi di seluruh Indonesia. Maluku masuk 10 besar inflasi tertinggi, hal inipun diakui Gubernur Maluku Murad Ismail pada saat melantik Penjabat Bupati Maluku Tengah (Malteng) baru-baru ini.
“Saya minta khusus Wali Kota Ambon da Wali Kota Tual untuk melakukan intervensi pasar mengendaikan inflasi mengingat inflasi di kota Ambon dan kota Tual di atas 6,7 persen,” tegasnya.
Dia menyebutkan, secara nasional kita diperhadapkan dengan masalah Inflasi yang tinggi akibat kenaikkan harga BBM yang diikuti kenaikkan harga barang.
Dikatakan, inflasi Maluku dari 5,8 hari ini jadi 6,7. Di Maluku inflasi rentang karena fiskal rendah, APBD sangat kecil, konektivitas antar wilayah sangat susah. Beras, kita harus intervensi sudah operasi pasar.
Menurutnya, apabila ada harga bahan pokok yang naik seperti cabe dari 30 naik 50 kita subsidi ke masyarakat, sama halnya dengan minyak dan lain-lain juga, beras dengan operasi pasar relatif harga stabil.
“Belanja Tidak Langsung (BTL) bisa digunakan untuk subsidi transportasi dan bahan pokok, cabe, telur, bawang merah dan lain-lain. Disebabkan hanya dua cabe dan bawang. Curah hujan di Maluku 10 bulan sehingga banyak petani gagal panen,” ujarnya.
Muradi menegaskan, soal Bantuan Langsung Tunai (BLT) semua yang bertanggungjawab, harus memastikan masyarakat penerima BLT pantas menerimanya. Diharapkannya, Pj Bupati dan semua Bupati/Wali Kota mengawasi sungguh-sungguh program BLT).
Sedangkan soal transportasi menurutnya, telah dilaporkan ke Presiden, transportasi yang mahal di Maluku, bahkan dirinya sering berkonsultasi dengan Menteri Perhubungan akibat mahalnya tiket pesawat.
“Banyak kendala di Maluku yang kita rasakan, kita sangat sulit 1340 Pulau di Maluku, apabila beli beras dari luar daerah saja transportasi sangat mahal. Maluku tolong diberikan kelonggaran masalah transportasi, konektifitas wilayah yang ada di Maluku sudah dibicarakan ke Presiden,” tuturnya.(Red)
Discussion about this post